Mengapa Cupang Dipuasakan Sebelum Dikirim? Ini adalah pertanyaan yang wajar bagi sebagian orang. Karena dalam benak mereka, siapapun yang mau bepergian umumnya harus makan dulu yang kenyang, biar nanti di perjalanan tidak kelaparan, masuk angin atau sakit. Lha, ini ikan cupang malah harus dipuasakan dulu sebelum dikirim. Tanpa makanan lagi di dalam bungkusnya. Apa maksudnya? Benar apa nggak, sih? Silakan ikuti uraian berikut ini, ya….
Fenomena
Ada dua fenomena yang pernah saya saksikan tentang kematian ikan saat di perjalanan. Pertama, saya pernah lihat beberapa postingan paket ikan cupang yang mati di dalam plastik kemasannya. Padahal, paket ikan tersebut baru diterimanya. Kondisi warna airnya agak kuning, kecoklatan, bahkan ada yang sampai keruh. Apa yang terjadi?
Kedua,
saya juga pernah usaha budidaya lele dumbo di
Jawa Tengah selama kurang lebih dua tahun. Selain budidaya, saya buka lapak
untuk melayani penjualan kepada para bakul eceran. Karena, stock ikan lele di
kolam budidaya sering kekurangan maka saya kerap mendatangkannya dari Tulung
Agung, Jawa Timur. Suatu kali pernah kejadian ikan yang dibawanya dalam keadaan
banyak yang mati. Airnya juga keruh, kuning kecoklatan, bau tidak sedap, dan
disertai adanya butiran-butiran pellet. Apa yang terjadi?
Analisis
Jhingran dan Pullin (1985) menyatakan bahwa kematian ikan pada sistem pengangkutan umumnya disebabkan oleh tingginya kadar CO2, akumulasi amoniak, ikan terlalu aktif, infeksi bakteri dan luka fisik akibat penanganan yang kasar. Hal ini terjadi karena pengiriman ikan ke daerah memerlukan waktu yang cukup lama yaitu hingga 24 jam.
Dua
fenomena kematian ikan di perjalanan yang saya sebutkan sebelumnya rupanya bisa dijelaskan dari sudut pandang
(kesimpulan) Jhingran dan Pullin
(1985) tersebut. Bahwa ikan-ikan tersebut mati karena keracunan.
Akibat dari kualitas airnya jelek, yang melebihi ambang batas toleransi bagi
kehidupan ikan. Bukan karena faktor lain.
Bagaimana
hal itu bisa terjadi?
Selama dalam perjalanan (pengangkutan), ikan banyak mengeluarkan kotoran hasil metabolisme sehingga menurunkan kualitas air. Kualitas air menjadi amat buruk karena kotoran ikan tersebut banyak mengandung amoniak, dan respirasinya berjalan terus menghasilkan CO2. Padahal kandungan O2 terlarut di dalam air semakin minim.
Pada
kasus pengiriman cupang melalui jasa pengiriman paket, kondisinya diperparah
lagi dengan adanya goncangan-goncangan keras sehingga air teraduk-aduk terus
dengan kotoran dan gas-gas beracun yang muncul. Akan lebih parah lagi apabila
ikan tidak dipuasakan sebelumnya. Ikan akan mengeluarkan lebih banyak kotoran
baik yang berupa feces maupun makanan (pellet) yang dimuntahkan kembali melalui
mulut (seperti kasus ikan lele yang terlihat pelletnya di media air).
Selain itu, suhu airnya cenderung naik/panas karena pengangkutan ikan cupang biasanya memakai mobil box yang suhunya cenderung panas dan sepeda motor (petugas) yang sering terkena terik matahari pada siang hari. Keadaan-keadaan itu pada akhirnya menjadikan kualitas airnya semakin parah dan meracuni ikan. Insang ikan menjadi rusak, daya tahan melemah, dan respirasi berkurang hingga tidak bisa bernapas lagi.
Dengan
demikian, jelaslah manfaat dari tindakan memuasakan (atau memberok) ikan cupang
sehari sebelum pengiriman. Pemberokan ini sebenarnya juga sudah lazim dalam
teknik transportasi ikan hidup. Fungsinya, untuk mengosongkan saluran pencernaan
ikan. Sehingga ketika dalam pengangkutan tidak banyak kotoran yang dikeluarkan ke
media air. Kualitas air menjadi tetap aman bagi ikan.
Jadi,
tidak perlu iba ya bila ikan cupang harus ‘kelaparan’ di jalan karena diberok
atau dipuasakan. Tahu kan sekarang Mengapa
Cupang Dipuasakan Sebelum Dikirim? Inilah
pembahasannya yang sebenarnya masih satu topik (pengiriman) dengan pembahasan Cara Mengemas Ikan Cupang yang Benar.
Thanks infonya (saya mampir ke sini karena pelajaran PKWU yang sangat berfaedah :v).
BalasHapusterima kasih atas informasinya sangat menarik, jangan lupa juga kunjungi balik website resmi kami http://bit.ly/2OAKus7
BalasHapus