Para peternak dan hobiis juga harus paham Perilaku Makan Ikan Cupang. Jangan
sampai memberikan makan cupang seenaknya. Misalnya, ketika piket ronda (jaga malam), eh mampir sebentar ke farm untuk kasih umpan
ke cupang dan di-banyakin. Biar besoknya
bisa tidur seharian tanpa kasih makan lagi. Apakah tindakan ini baik (kesukaan
cupang)? Ataukah justru akan mengganggu ‘tidur’ cupang di malam hari?
Begitu pula, ketika ada sisa nasi, roti, sayuran, dan makanan lain lalu kita main tabur saja agar dimakan cupang. Apakah ikan cupang mau memakannya? Seberapakah tingkat kebutuhan pakannya? Nah, semua pertanyaan tersebut berkaitan dengan perilaku makannya. Kesalahan dalam memahami perilaku makan ikan cupang bisa mengakibatkan kesalahan dalam memberi makannya. Pada akhirnya bisa berakibat fatal bagi ikan cupang. So, silakan baca penjelasannya pada uraian berikut ini.
Perilaku Makan Ikan Cupang
Ikan cupang termasuk ikan diurnal, artinya ikan yang aktif
mencari makan pada siang hari.
Bukan jenis ikan nocturnal, yang
aktif mencari makan pada malam hari. Oleh karena itu, memberikan pakan cupang pada
malam hari bisa mengganggu proses fisiologis dan metabolismenya. Jikalau pakan
yang diberikan tidak dimakannya maka keberadaan pakan itu sendiri menyebabkan
ketidaknyamanannya, mengotori air dan bahkan bisa menularkan bibit penyakit. Dengan
demikian, sebaiknya memberi pakan cupang di antara waktu matahari terbit hingga matahari
terbenam.
Ikan cupang hidup di perairan dangkal, seperti perairan sawah, rawa dan sungai yang airnya tenang dan teduh. Di perairan tersebutlah banyak dijumpai makanan alami ikan cupang seperti larva serangga air, jentik nyamuk (cuk), infusoria, paramecium, cacing sutera (Tubifex sp), cacing darah (blood worm) dan kutu air (Moina sp dan Daphnia sp). Ikan cupang cenderung tergolong hewan karnivora, yaitu pemakan binatang. Terutama yang berukuran kecil karena ukuran (mulut) cupang kecil.
Lalu, mengapa para peternak cupang
mencari kutu air di pagi hari (agak gelap)?
Karena, di pagi hari itulah kutu air
naik (berkerumun) ke permukaan air baik di air selokan, sawah,
rawa, sungai, danau, waduk, empang, atau air genangan lainnya. Pada saat sinar matahari makin kuat menerangi parairan, kutu air makin tenggelam (turun ke bawah)
sehingga sulit diserok atau ditangkap. Adapun pemberian kutu air ke air media cupang cukup sekali dalam
sehari.
Menyerok kutu air di empang
|
Meskipun ikan cupang suka memakan binatang kecil (bersifat karnivora), ternyata ikan cupang juga mau memakan pakan buatan seperti pelet dan kuning telur. Pakan buatan (pelet) kini banyak dijual di toko-toko ikan hias ataupun melalui internet (online).
Hanya saja, bila di alam ikan cupang memilih sendiri pakannya yang cocok tetapi untuk pakan buatan maka peternaknyalah yang menyeleksikannya. Hal ini terkait dengan ukuran mulut ikan cupang. Semakin besar ukuran (bukaan) mulut ikan maka semakin besar pula ukuran pakan yang bisa diberikan. Bahkan, ada pelet yang berukuran sangat lembut dan cair sehingga cocok untuk (ukuran mulut) burayak.
Satu hal yang harus diperhatikan dalam pemberian pelet atau kuning telur, adalah jangan berlebihan. Karena pakan yang tidak dimakan akan mengotori atau memperburuk kualitas air. Pelet ataupun kuning telur pun membusuk. Sehingga rawan dan mengancam kesehatan ikan.
Demikinlah uraian singkat tentang Perilaku Makan Ikan Cupang melengkapi
uraian tentang Habitat Ikan Cupang yang
sangat berkaitan erat dan telah dibahas sebelumnya. Selanjutnya kita perlu
memperdalam tentang seluk beluk pakan yang cocok bagi ikan cupang dengan
berbagai usia atau ukurannya.
Terimakasih infonya sangat membantu, jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2QK3RQE
BalasHapusmaksh
BalasHapus